Jumat, 03 Desember 2010

Nasi Uduk DI Ketinggian Puncak




Pernahkah terbayang dibenak anda nasi uduk di ketinggian 2750 meter di atas permukaan laut (mdpl)? Jika tidak persiapkan fisik dan mental anda lalu mendakilah ke gunung Gede.

Udara begitu dingin. Suhunya berkisar antara 20-250 celcius. Faris (27) menyibakkan gordin rumahnya. Embun terlihat menempel di kaca jendela. Hari masihlah gelap. Dipandanginya jarum jam di dinding yang baru menunjukkan pukul 04.32 WIB. Minah (24), istrinya sedang memasukkan puluhan bungkus nasi ke dalam sebuah tas hitam yang terlihat lusuh.



Faris masuk kedalam kamar mereka yang berukuran 3 X 4 meter. Tak lama kemudian, ia pun keluar dengan pakaian “seragamnya” setiap hari. Topi kupluk, jaket parasut, celana gunung, sepatu sket dan sarung tangan yang sudah bolong dibagian jempol kanannya. Ia juga membawa senter yang berisi dua buah baterai besar didalamnya.



Faris menyambar tas yang disodorkan istrinya dan segera membuka pintu. Angin langsung menghantam tubuhnya seketika. Ia tak perduli. Hawa dingin adalah kesehariannya. Dengan langkah pasti, Faris pun menyusuri jalan setapak berbatu yang semakin lama semakin menanjak.



Kang Faris, begitulah biasanya ia disapa adalah seorang penjual nasi uduk. Pekerjaan itu sudah dilakoninya selama hampir empat tahun. Uniknya, ia tidak menjual nasi uduk itu didepan rumah seperti yang biasa kita temukan di kota-kota. Namun, untuk menjualnya ia harus berjalan kaki selama dua sampai tiga jam ke lokasi penjualan setiap shubuh.

Faris adalah warga desa Gunung Putri Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Desa Gunung Putri sangat terkenal diantara pendaki gunung terutama di sekitaran Jabodetabek dan Jawa Barat. Sebab, desa di ketinggian ±1000 mdpl ini berada di kaki gunung Gede-Pangrango dan menjadi pos perijinan serta pintu masuk pendakian gunung Gede-Pangrango selain Cibodas.



Gunung Gede-Pangrango yang sudah dijadikan taman nasional sejat 1980 merupakan salah satu gunung yang paling sering didaki di Indonesia. Selain karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dari ibukota, hanya sekitar 100 km, jalur gunung Gede juga relatif mudah bagi pemula. Tentu juga karena pemandangann yang indah menawan.



Entah siapa yang memulai, beberapa warga desa Gunung Putri mulai memanfaatkan peluang bisnis yang menggiurkan seiring banyaknya pendaki yang memilih jalur Gunung Putri untuk mencapai puncak.



“Jalur Putri waktu tempuhnya relatif lebih pendek daripada Cibodas. Selain itu, para pendaki pengen nge-camp di Surya Kencana. Karena disana itu padang edelweiss. Bagus tempatnya,” ujar kang Budi, salah satu penjaga pos pendakian jalur Gunung Putri yang sering disebut ranger menanggapi banyaknya pendaki memilih jalur ini.



Beberapa orang warga kemudian menjadi penjual nasi uduk di alun-alun Surya Kencana. Kang Faris salah satunya. Pada malam hari, mereka memasak nasi uduk itu dirumah dan setelah subuh membawanya dan menjualnya di Surya Kencana.



“Setiap hari paling bawa 20 sampai 30 bungkus. Kalau lagi ramai kadang kita bisa bolak-balik” ujar kang Faris

Surya Kencana sendiri merupakan sebuah lembah datar seluas 50 hektar yang ditumbuhi bunga edelweiss. Jika sedang mekar, edelweiss ini terlihat cantik dan membuat Surya Kencana seperti berada di dunia lain. Ribuan edelweiss terhampar membuat paduan warna hijau dan kuning yang elegan. Ditambah lagi putihnya kabut terkadang ikut terbang rendah menutupi hijaunya pepohonan.



Namun, untuk mencapai Surya Kencana bukan perkara mudah. Tempat ini berada di ketinggian 2750 mdpl dan suhunya berkisar antara 10-180 celcius. Jika malam, akan turun menjadi 50 celcius. Tempat ini adalah basecamp terakhir sebelum puncak yang berada diketinggian 2958 mdpl. Disinilah biasanya para pendaki beristirahat dan mendirikan tenda sebelum menuju puncak.



Jarak tempuh dari pos pertama sampai Surya Kencana sekitar 7 km. Keterjalan jalurnya bervariasi antara 50-700. Lebih terjal dari jalur Cibodas. Sumber air hanya ada di pos pertama dan Surya Kencana. Biasanya, para pendaki menempuhnya dalam waktu 7 hingga 9 jam tergantung cuaca dan banyaknya rombongan.



Hebatnya, waktu terlama yang ditempuh kang Faris dan penjual nasi uduk lannya adalah 4 jam.

“Biasanya sih cuma 2 sampai 3 jam lah sampai Surya Kencana. Sudah biasa sih” ujar kang Faris dengan logat sundanya yang kental.



Dari segi kualitas, nasi uduk di Surya Kencana memang kurang memuaskan. Nasinya dingin dan hanya sedikit. Lauknya pun hanya sepotong kecil telur dadar, bihun dan sambal. Harganya Rp 5000/ bungkus. Namun, melihat jarak tempuh yang begitu melelahkan, rasanya nasi uduk itu terhitung sangat murah.



“Sepadanlah antara harga dan jerih payah tukang nasi uduk itu bawa kesini. Kita aja kemarin setengah mati untuk sampai Surya Kencana,” ujar Diki pendaki asal Tangerang.



Nah…jika suatu saat anda mendapat kesempatan mendaki gunung Gede lewat jalur Gunung Putri dan ngecamp di Surya Kencana, jangan kaget jika dipagi buta seorang pria melongok ke dalam tenda anda dan berteriak “Uduk…uduk”.