Minggu, 23 September 2012

Roma Dalam Rentang 1000 Tahun




Saya baru aja khatam baca baku yang awalnya males banget untuk mulai membuka covernya. 700 halaman cing. Sementara kerjaan lainya lagi numpuk banget. Tapi akhirnya dengan keteguhan hati, (ini serius ya..) saya akhirnya memberanikan diri untuk mulai membaca halaman demi halaman dari itu buku.

Emang buku apaan sih? Kok sampe segitunya. Sebenarnya ini buku lumayan menarik kalo dari cover dan judulnya. “Roma : Kisah Epik Dari Zaman Romawi Kuno” karanganya Steven Saylor. Siapa sih yang gak tau Roma? Bukan Roma si raja dangdut ya. Tapi Roma sebagai negara republik abad sebelum masehi.

Mungkin nama-nama seperti Romus dan Romulus si kembar pendiri Kota Roma, ataupun Julius Ceasar dan anak angkatnya Ceasar Augustus si pendiri kekaisaran Romawi udah sering kita dengar. Tapi di buku luar biasa ini, Steven Saylor datang bercerita dengan nama-nama baru yang asing tapi memegang peranan penting.

Yang saya suka dari buku ini, bukan cuma isinya yang berbobot abis tapi juga teknik penulisanya yang bikin geleng-geleng kepala. Bayangin aja, sejarah Romawi yang njlimet dengan berbagai intrik politik, tradisi pemujaan kuno, dewa-dewa sesembahan yang bejibun diramu jadi sebuah novel yang enak dibaca, nyenengin dan gak bikin pusing.hehe

Jadi itulah yang bikin saya nagih pas mulai baca lembar-lembar pertama novel ini. Kok seru ya? Kirain ini buku sejarah yang isinya berserakan tahun dan tanggal serta analisis musingin dari penulisnya. Tapi ternyata enggak. Boleh dibilang ini novel seutuhnya. Cara si Saylor meramu cerita yang saling terkait, bagaimana dia membangun emosi dan karakter tokohnya, pokoknya saya gak ragu untuk bilang WOW..!

Cara dia bercerita juga gak menggunakan sudut pandang tokoh utama dari Republik Roma. Dia pake sudut pandang masyarakat umum (meskipun masih terhitung bangsawan sih). Justru karena itulah cerita ini gak melulu soal kejayaan Roma. Tapi juga gimana arus gejolak di bawah, intrik politik yang beredar, perspektif masyarakat umum, Gitu,,.

Menjahit fakta-fakta sejarah Romawi kuno menjadi sebuah cerita jelas gak gampang. Bukan cuma terpaut jarak waktu yang udah lebih dari 3000 tahun, fakta-fakta ini kadang tertukar dengan legenda dan kepercayaan setempat. Kayak misalnya legenda kalau si kembar Romus dan Romulus katanya sempet diasuh sama srigala. Ternyata saya baru tahu kalo kata “srigala liar” itu kosakata yang dipake zaman dulu untuk mengibaratkan kata “pelacur”. Jadi ternyata si kembar itu diasuh oleh pelacur, bukan srigala.

Patung si kembar Romus & Romulus lagi disusuin srigala

Trus banyak juga yang bilang asal kata Roma itu dari nama si kembar Romus dan Romulus. Tapi ternyata, nama Roma berasal dari kontur wilayah awal saat itu. Dulu wilayah awal Roma ada di tepi sungai Tiber dengan komoditas utama adalah garam. Nah,,di tepi sungai itu ada 7 bukit yang disebut sevenhills. Karena wilayahnya perbukitan, orang-orang yang mendiami wilayah itu menyebutnya “Ruma” yang artinya payudara perempuan atau puting susu sapi. Iseng banget ya orang dulu menyamakan satu kontur bumi dengan bagian tubuh manusia. Hehe.. Itu sekitar tahun 850 Sebelum Masehi (SM) lho. Si kembar Romus dan Romulus mah belom lahir.

Oke,,teknik penulisanya yang berupa novel ini emang jurus yang sangat jitu. Trus apa yang bisa kita pelajari dari sejarah Romawi sendiri? Hmm,,,apa ya. Kayaknya kalo harus dipelajari disini banyak banget.hehehe,,jadi yang penting-penting aja deh.

Pertama dari segi kebudayaan dan religiusitas, bangsa Romawi ternyata bangsa yang majemuk dan terbuka. Dewa-dewa yang disembah kebanyakan impor dari Yunani dan Mesir. Maklum, cikal bakal bangsa Romawi yang mendiami jalur garam di tepi sungai Tiber, itu sekitar 1000 tahun SM. Tahun itu, Piramida Ghiza di Mesir umurnya udah lebih dari 1500 tahun. Penyerangan Yunani ke Troya (inget pilem Troy kan yang dibintangi Brad Pitt) udah 300 tahun lalu. Di Timur, bangsa Arya sedang mulai membangun kerajaan Media dan Parsa yang jadi cikal bakal kekaisaran Persia. Jadi,,bangsa Romawi emang termasuk bangsa muda saat itu. Ckckckc,,apa kabar Nusantara ya?

Dan menurut legenda, nenek moyang bangsa Romawi emang seorang pasukan Troy yang lari ke tepi sungai Tiber saat pengepungan itu. Makanya kalo dari sesembahan, bangsa Romawi banyak dipengaruhi kebudayaan dari bangsa-bangsa yang lebih tua. Dewa tertinggi di Roma misalnya, adalah Jupiter yang mitologinya nyomot dari Yunani. Trus altar persembahan pertama yang dibangun di Roma adalah Ara Maxima, buat menghormati penggembala kuat yang kebetulan lewat dan berhasil membunuh Cacus, seorang manusia yang penampakannya kayak monster. Cacus ini pada awalnya sangat meresahkan warga Roma karena suka makan daging ternak dan bahkan daging orang. Nah,,yang bisa ngalahin si Cacus ini cuma si penggembala.

Siapa sih si penggembala ini? Karena gak ada yang tau siapa si penggembala kuat ini. Akhirnya orang-orang Phoenician (ini gue gak tau dulu daerah mana), yang jadi mitra dagang orang Roma bilang kalo penggembala kuat ini pastilah Melkart. Orang-orang Yunani menyebutnya Heracles, keturunan manusia setengah dewa (kayak lagu bang Iwan yak). Nah,,si Heracles atau Hercules yang lebih dulu dikenal di Yunani itulah yang pertama disembah di Roma.

Tapi bukan berarti orang Roma gak punya kepercayaan kuno sendiri sih. Soalnya, di novel ini diceritain kalo ada sesembahan paling tua yang disebut Fascinum. Fascinum ini bentuknya semacam kalung yang terbuat dari emas. Kalung yang dijadikan jimat ini diwariskan secara turun temurun selama 1000 tahun dalam satu silsilah keluarga paling kuno di Roma. Keluarga Potitii. Keluarga inilah keluarga yang dekat dengan sejarah Roma itu sendiri.

Trus kalo dari segi politik gimana? Nah ini yang ribet. Dalam masa 700 tahun sebelum si Ceasar Augustus jadi kaisar, Roma berbentuk republik. Kekuasaan negri ini dipegang oleh senat yang saling berebutan satu sama lain. Karena saling sama kuat, intrik-intrik politik sering terjadi. Tragedi Grachi bersaudara yang menurut saya paling tragis. Bayangin, mereka berdua mau mensejahterakan rakyat dengan melindungi para petani dari para tuan tanah dan lintah darat eh,,malah dikira mau jadi raja dan dibunuh dengan sadis. Padahal kalo mau ditelusuri, konsep awal reforma agrarian yang digagas Bung Karno dan Aidit mulai dirintis sama si grachi bersaudara. Tahun 150-an SM udah mikirin reforma agraria,,ajib gak tuh.!!

Wah,,kalo diceritain semua sih kayaknya bisa bikin buku lagi nih.hehe. Intinya mah,,Roma tetep jadi imperium yang sarat banget ilmu. Kita bisa belajar banyak dari buku ini. Well,,kalo kata The New York Time, “Saylor memberikan begitu banyak detail dan kehidupan yang bergolak ke dalam adegan-adegannya sehingga sensasi bersentuhan dengan kekunoaan menjadi luar biasa”. Absloutely right..!!